Hai cermin sapa
seorang ibu. Dimanakah cermin yang terbaik bagai seorang ibu? Dan sang cermin
menjawab anakmu adalah cermin terbaik dirimu. Kemudian sang cermin
memperlihatkan gambaran aktivitas sang ibu dan anaknya sewaktu dirumah.
Lihatlah seksama wahai ibu pinta sang cermin. Sang ibu melihat perilaku anaknya
yang selalu dengan nada tinggi setiap mengungkapkan hal yang tidak disukainya.
Sang cermin
memperlihatkan saat itu sang ibu yang menunjukkan penolakan pada anaknya karena
tidak mau diganggu mengaji, dek mamah lagi ngaji nih dengan nada yang agak
tinggi karena sang anak menarik mukena mamahnya. Seketika sang ibu tersadar,
astagfirullah selama ini saya yang tanpa sadar mengajarkan hal yang demikian,
memngunkapkan sesuatu yang tidak disukai dengan nada tinggi dan bahasa tubuh
yang menolak.
Sang ibu sangat
menyesal sekali karena selama ini dia tanpa sadar telah mendidik anaknya
menjadi pribadi yang kurang santun. Akhirnya sang ibu sedang dan terus berusaha
merubah dirinya khususnya merubah cara menegur atau mengingatkan anaknya dengan
bernanyi. Saat sang ibu kurang berkenang dengan sikap anaknya maka ia
mengingatkan dengan bernanyi, saat suara sang anak keras sang ibu mengingatkan
sambil bernanyi bahwa ayo pelan pelan, kalau tidak suka bilang pelan pelan. Dan
saat mukena ditarik anaknya sang ibu langsung merubah kata teguran dengan nada
menyanyi, mamah lagi ngaji, ayo yang bagus, mamah lagi ngaji ayo yang bagus.
Akhirnya sang
anakpun meminta sesuatu atau menolak sesuatu dengan nada yang pelan.
Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah sang ibu menyadari jika ia ingin
merubah anak, terlebih dahulu lihat diri dan mengubah dahulu dirinya sebagai ibu. Terima kasih cermin kehidupan,
Sang Kuasa telah memberi cermin terbaik dan termahal untuk sang ibu berbenah
dalam waktu kehidupannya.Dan ini perlajaran baru dimulai hingga sang ibu dan
anak terus bertumbuh. inaz
Komentar
Posting Komentar