Keseharian shafyna bermain make up
Diusia tiga tahun ini shafyna menurut saya adalah anak yang feminim dibandingkan mamahnya (saya). Karena dalam keseharian saat saya memakai bedak dan lipstik shafyna pun hampir selalu minta dipakaikan. Akhirnya tempat bedak saya yang sudah tidak digunakan lagi tidak saya buang. Dengan maksud sebagai sarana bermain shafyna bila ia minta main bedak-bedakan. Biasanya saya isi bedak bayi di dalamnya. Saat memakai eye shadow atau blash on pun shafyna pasti minta ikut dipakaikan. Dan saya tidak melarang karena saya anggap itu bagian dari proses keingintahuan shafyna, biasanya saya oleskan tipis saja membuat shafyna merasakan pengalaman bermake up.
Namun ternyata tidak berhenti di sekali saja ingin mencoba untuk bedak dan lipstik. Dimana bedak dan lipstik yang hampir setiap hari saya gunakan saat mau pergi, bila saya menggunakan dan terlihat shafyna pasti ia juga akan merengek untuk di pakaikan. Dan hampir setiap hari karena shafyna selalu mnegikuti kemanapun saya saat dirumah. Dan ternyata hal ini tidak berlaku bagi saya saja sebagai mamahnya, bila melihat budenya, antynya yang menggunakan make up pasti shafyna akan minta juga untuk di make up atau dipakaikan, baik itu minta lipstik, bedak, eye shadow, blash on apa saja yang di iihat didepan hadapannya. Saat ada tutorial make shafyna juga suka melihatnya, biasanya di tiru menggunakan kertas dan saya sebagai objek yang dimake up, shafyna menyapu alis dan pipi saya menggunakan kertas atau tisu mengikuti gaya orang yang sedang make up.
Namun ternyata tidak berhenti di sekali saja ingin mencoba untuk bedak dan lipstik. Dimana bedak dan lipstik yang hampir setiap hari saya gunakan saat mau pergi, bila saya menggunakan dan terlihat shafyna pasti ia juga akan merengek untuk di pakaikan. Dan hampir setiap hari karena shafyna selalu mnegikuti kemanapun saya saat dirumah. Dan ternyata hal ini tidak berlaku bagi saya saja sebagai mamahnya, bila melihat budenya, antynya yang menggunakan make up pasti shafyna akan minta juga untuk di make up atau dipakaikan, baik itu minta lipstik, bedak, eye shadow, blash on apa saja yang di iihat didepan hadapannya. Saat ada tutorial make shafyna juga suka melihatnya, biasanya di tiru menggunakan kertas dan saya sebagai objek yang dimake up, shafyna menyapu alis dan pipi saya menggunakan kertas atau tisu mengikuti gaya orang yang sedang make up.
![]() |
sumber: freepik.com |
Dan benar eye shadow dan blash on bertumpahan di lantai, lalu di lumurilah tangan dan kaki shafyna penuh dengan eye shadow, sambil ia berdiri di atas tumpahan make up itu. saya bertanya, "shafyna lagi ngapain?" shafyna menjawab, "lagi main disalju". batin saya ooo licin seperti ini diibaratkan shafyna seperti di salju, shafyna memang pernah melihat video boneka yang berice skating disalju yang licin. Setelahnya barulah kuas eye shadow dimainkan di mukanya. Perasaan saya saat itu adalah berusaha ikhlas hehe melepaskan make up demi proses belajar shafyna. Dan nanti kalau beli yang baru mesti diamankan sekali hehe. Biarkana yang sekarang jadi bahan objek eksperimen shafyna.
Kenapa membiarkan anak bermain make up?
Kita tidak pernah tahu anak akan menjadi seperti apa dan bagaimana di masa yang akan mendatang. Namun pengalaman di usia dini lah yang akan membentuknya. Bisa jadi ia akan manjadi ahli make up, ahli fashion dan sebagainya. Saat usia balita ini biarkan anak terekspos dengan apapun selama itu baik dan dalam pengawasan orang tua termasuk bermake up.
Dan saat minta bermake up bedak dan lipstiks, fasilitasi dengan anak bisa di pilih pakai bedak bayi. Kalau lipstik saya belum nyari yang untuk anak-anak, biasanya masih saya berikan olesan tipis saja. Semoga bertumbuh sesuai fitrah bakatmu nak.
Komentar
Posting Komentar